Jumat, Januari 02, 2009

mahasiswa => dekan => kartu ujian

Maksudnya ???

Bagi para sahabat blog ku, yang pernah menghadap ke Dekan di musim-musim menjelang ujian semester pastilah tau maksud pembicaraan saya saat ini, terutama yang seret kiriman, atau kiriman yang seharusnya masuk ke anggaran SPP tapi malah masuk dalam anggaran belanja yang lain sehingga ansuran SPP tidak sesuai dengan hari yang dijadwalkan oleh kampus, sehingga para mahasiswa harus menghadap Dekan yang terlebih dahulu sebelum menghadapi ujian dan telah menyiapkan ajian yang sangat ampuh untuk menjawab pertanyaan sang Dekan fakultas bila diperlukan.

Bingung kah dengan apa yang saya bicarakan…??? Baik saya pertegas saja ea…maksudnya itu episode dispensasi [penangguhan pembayaran] karena udah mau ujian akhir semester dan mesti dapet kartu ujian. Eapz…
Hari itu seorang teman satu kelas dengan saya, meminta saya untuk menemaninya keruang Dekan, karena ayahnya untuk bulan ini tidak dapat mengirimkan uang yang telah dimintanya beberapa waktu yang lalu dengan alasan panen bulan ini mengalami masalah atau gagal panen, jadi tak ada cadangan uang lebih untuk dikirimkan kepada sang putri yang sedang menuntut ilmu di kota gudeg ini. Aku melihat wajahnya yang lemas, dan berharap semoga sang Dekan tak se killer dengan apa yang dia bayangkan. Ya…sebagai teman yang baik, pastilah hanya bisa memberikan semangat.

Tepat sekitar pukul 10.00 setelah mata kuliah bahasa inggris usai, temanku bergegas menggandeng tanganku dan melangkahkan kaki ke ruang dekan yang berada di gedung tengah E.2 Ki Bagus Hadi Kusuma lantai 1. karena lift mati ea…jadi mesti by foot dah…ke lantai atasnya. Saat masuk keruang Dekan, kami langsung disapa oleh seorang karyawan yang kemudian menanyakan apa keperluan kami, teman ku pun menjawab, “mau dispensasi pak,” jawab sang karyawan “sudah bikin suratnya belum??kalo belum bikin dulu, contohnya ada di depan pintu”. Aku dan teman ku langsung keluar tanpa a..i…u…

Temanku melangkahkan kaki pergi menjauh dari ruang itu, dan menuju fotocopian, buat bli kertas. Tempatnya rada jauh dari ruang Dekan dan mesti turun kelantai bawah dan kearah kantin. Aku melihatnya tak seperti biasa, dia nampak sangat serius dan serasa otot-otot di daerah wajahnya mengencang begitu saja, kadang dia lemparkan senyuman hanya sekedar melemaskan otot-otot diwajahnya untuk sekedar menghibur hati, kemudian kami kembali kedepan ruang Dekan, memilih tempat duduk dan menulis surat pernyataan tersebut, setelah dia menyelesaikan surat tersebut yang dia kerjakan di depan ruang Dekan tanpa menghiraukan orang-orang yang lalu lalang di sekitar ruangan, kami kembali masuk kedalam ruangan yang sangat menyejukkan, jelaslah…ber Ac, saya lumayan betah nangkring diruang yang sangat menyejukkan dari pada diluar yang sangat panas menyengat, sang teman berkata sesuatu sebelum melanjutkan langkahnya “terimakasih atas waktumu”…aku tak menjawab apapun hanya berekspresi menunjukkan aku sangat care denganya ya…apalagi kalo bukan memberinya senyuman yang paling manis dariku….
Hahahahahha……narsis bolehlah….

Pas didalaem ruang adem ayem itu ea….ternyata udah kaya’ mau beli tiket kereta api, pas musim liburan, gimana nggak …!!! ternyata kudu antri, karena banyak buanget yang pada dispensasi, nah karena Dekan saya sedang sakit, maka tugasnya digantikan oleh sang wakil, yang ruang kerjanya terlihat dari luar tempat kami menunggu, karena transparansi kerja, mungkin…jadi di batasi dinding kaca dan yang terlihat diatas meja kerjanya selain file-file kerja sama, adalah setumpuk data dispensasi, yang saya perkiraan ea…untuk siang itu lebih dari 20 mahasiswa yang telah mengajukan surat tersebut, hah…aku ngrasani sang WaDek [membicarakan dalam hati] wuih…gila tu WaDek…udah berapa puluh kali tuh tapak asmonya [tanda tangan] beraksi pada setiap lembar surat penangguhan. G capek po…itu pertanyaan yang sangat biasa terlontar dari aku ketika melihat hal yang tak biasa aku lakuin...

Dan udah rada siang baru kelar prosesi dispensasi, yang setahu dan sepenglihatan saya itu adalah proses yang memakan banyak waktu, energi, dan usaha.
Berikut saya akan berbagi cara dispensasi di Universitas dan jurusan saya:
1. siapin mental dulu
2. siapan energi
3. siapin waktu yang banyak
4. siapin duit Rp 500,- buat fotocopy
5. masuk ruang dekan
6. bikin surat pernyataan
7. ditandatangi dekan ntu surat
8. di kopy 3x
9. ke Badan pelaksana harian minta cap dan tanda tangan
10. ke TU minta cap dan akhirnya bisa dapet kartu.

Hm…aku rasa itu pengalaman berharga buat aku, kalo sewaktu-waktu tidak dipungkiri mendadak nggak ada dana buat angsuran kuliah. Ea..Dekan akan lebih dikenal oleh para mahasiswa yang tiap 3-6 bulan sekali ada jadwal angsuran kuliah, dan sebaliknya bagi Dekan, beliau akan mengenal mahasiswanya karena sang mahasiswa mungkin rajin menyambangi ruangan yang adem ayem tersebut untuk sekedar mendapatkan tapak asmonya [tanda tangan].

Buat teman ku…nggak papa kok, aku seneng bantu kamu, kamu tetep semangat ea, moga nilai kita besok okey, dan ngga sia-sia usaha kamu muter-muter keliling umy, jangan lupa juga doain orang tua kamu, moga ngga gagal panen lagi…

Kita takkan pernah merasa sia-sia ketika pengorbanan, usaha, dan kerja keras selama ini berbuah keberhasilan yang bermanfaat bagi masa depan kita dan akhirnya mampu membanggakan kedua orang tua terutama Ibu.

*softdream havefun lonely*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar