Sabtu, Februari 28, 2015

Obat Merah

Alhamdulillah sudah sebelas hari berlalu bareng anak-anak kantor yang jalasnya kami belum tau bisa satu rombongan atau engga... Kata orang-orang si kami masih akan ada ujian 2 kali lagi dan simulasi 2 kali lagi... Hoppllaaahhh uujian ajah terus, sampe neneng pusiiaaang...

Hehehe lagi seneng banget nih manggil diri sendiri Neneng, tapi kemaren ini kok ya bodoh ndak ketulungan, bisannya pas roleplay ngasih nama diri sendiri Mischel.... hiiiih kan jadi malu banget sama anak anak, tiap kemana-mana... Oke!! Gue terkenal karena kekonyolan gue lagi meen....ppffttt...

Kalo ada yang tanya kenapa milih judul obat merah, mungkin g banyak penjelasan, soalnya juga ga tau kenapa milih tittle kaya gitu yak... Yang jelas ketika aku terluka, yang aku pastikan adalah Tuhan punya obat merah yang mujarab untuk menyembuhkannya. Paling mujarab ketika kamu terluka adalah istigfar berkali kali dalam hati, nangis sesaat boleh banget, g ada yang ngelarang itu, yakiin boleh banget, seletah itu tenangin diri kamu dan berfikir jernih. Serius bisa jadi obat paling mujarab, ketimbang kamu lari ke rokok, minuman, dugem atau lain sebagainya, ya yang jelas gue yakin lo bunya cara sendiri sendiri buat nenangin diri dan memaafkan keadaan yang g jarang banget bisa bikin kamu kesel, g sesuai, dan bad banget.

Apa aja sih yang  pastinya bikin hati looh berantakan, Banyak pastinya, kalo aku sih paling sering masalah hati itu karena g puas... sering baget tuuh. Ntah yang naksir cowok, entah yang kerjaan g beres, atau pengen kumpul sama temen-temen ternyata mereka sibuk semua, naaah moment itu sih yang g jarang bisa bikin mood amburadul berantakan, ada lagi,...

Oke kayaknya belum bisa kelar sekarang niih curhatnya, maklum mendadak temen-temen gue dateng niih... seriuus ntar gue sambung lagi deehhh

thank you blogy... see ya!!!

Senin, Februari 02, 2015

Tengkuk Sisi

Siang hari, saat matahari terlalu ceria nampak dan bergembira, aku pun mulai memacu motor matic ku di tengah kota, berkeliling tanpa tujuan, dengan niatan sebagai pencari kerja, itu pikirku. Aku langkahkan kaki ku dengan riang, menikmati hari yang berwarna.

Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dimana kakakku baru saja melangkah kepelaminan dan membangun keluarga baru, maka aku mulai sedikit merajuk, melayang pikirku terhadap cita cita dan keinginan, hai aku sedang tak bernyawa, kenapa? Tanyaku dalam hati namun aku tak kembali pada nyawaku, aku melambikan tangan kelangit agar aku selamat, namun yang terjadi aku semakin tak bernyawa dan tak tertolong. Semakin kupacu motor matic ku ditengah kota, namun semakin aku hilang dikeramaian.

Memikirkan tentang masa dengan dan bagaimana aku bisa sampai disini, namun aku tak menemukan apa itu nyaman! Mungkin nyaman namun aku terlalu terobsesi dengan berbagai macam hal, yang kemudian membuatku menjadi tertelungkup tengkuk ku...Berat tengkuk ku dan merasa tak nyaman, namun tengkuk ini tak mampu bersandar, dan tak berharapkan akan sandaran. Hanya dengan mata yang memandang jauh ke senja yang semakin menggelap. 

Layu aku hanyut dalam senja dan membiarkan ini menjadi terdiam, aku lepaskan kegelisaan pada mu Tuhan, aku bebaskan menjadi hal hal yang tak membebaniku, membiarkan pacuan jalanku semakin jauh dan akan berhenti nantinya.


3 Februari 2015