Selasa, November 25, 2008

karena ingin bahagia

karena ingin bahagia...

saat itu menyadarkan aku...
ketika aku mengatakan "aku tidak punya saudara dijogja"
dan seorang sahabat ku berkata, "aku sebatang kara dijogja, tapi aku punya saudara"
ia sebutkan satu persatu saudaranya,[layaknya guru mengabsen muridnya] dan salah satu diantara saudaranya itu adalah "AKU".

terasa sangat malu hati ini, ketika seorang sahabatku menyebut ku adalah saudara, yang tidak lain berarti aku punya "saudara". dari kata-kata dialah aku merasa tersanjung, dan tersadar bahwa walupun saudara secara kekeluargaan tidak berada dijogja aku tetap mempunyai saudara, orang-orang yang selama ini berada disampingku mereka semua adalah saudaraku. orang-orang yang telah berperan dalam keaktifan kehidupan ku hingga banyak hal yang aku peroleh dari mereka. aku peroleh [masalah berserta penyelesaiannya] aku peroleh tawa. apa aku tidak bersyukur dengan segala yang sebenarnya aku miliki.

bagaikan sang inspirator bagi tawaku....aku berkaca diri {bukan berniat narzis} aku melihat kedalam hati, tentang hal-hal yang membuat kemunduran dalam kehidupanku, yang nyata jadi tak nyata atau bahkan hanya jadi omongan belaka, kini aku korek perlahan kotoran kehidupan yang sangat tidak membangun masa depan ku bahkan malah menjadi pnghalang dari cita-cita yang seharusnya aku peroleh.

karena ingin bahagia....

harapan setiap manusia itulah yang membuatku lebih berkaca diri, untuk terus belajar mengoreksi diri, tanpa harus mengoreksi kekurangan seseorang, sehingga tak menjadikan diriku ini adalah manusia yang sombong!!!!

to my parents, i know that i have many mistake for you, i promise "i can a success" not just to my mom but my dad to. now i'm study hard because of you mom.
i'll not make you sad and cry because my mistake, but give you dream come true...

*softdream*

Minggu, November 16, 2008

tentang aku dan kamu



Selasa, 2008 November 11

cinta
sebuah gambar, yang entah kapan kami mengambilnya, ditempat yang berbeda, dengan orang lain yang ada disamping kami saat itu, akhirnya gamba itu kami satukan dalam sebuah bingkai yang kami sebut dengan cinta, yang sedikit demi sedikit kami hiasi bingkai itu dengan kasih sayang, pengertian, dan saling menghargai....sebuah kata klise dari dia...
dengan secangkir teh hangat, eh..g pake cangkir tapi gelas biasa, di temani hujan yang turun sangat deras...
aku mulai berbincang dengan dia, yang kekasih yang telah 2 minggu ini menghiasa ruang kosong yang ada dihati aku. aku tanya kan pada nya "apa yang membuat mu malu??"aku merasa bersalah bila sang kekasih tak mau berucap, dia ceritakan hal yang membuat dirinya merasa malu saat bersama ku, Hah...ternyata hal yang sangat sepele, [g perlu aku tulis] aku cuma bilang maaf ea sayank...menurutku itu ha yang biasa buat aku, tapi kalo itu menjadi hal yang menggau buat kamu, aku minta maaf. dan lain kali g akan aku ulangi lagi, dengan tersenyum dia berkata "ea gpp, kita lupain aja, mending kita bahas hal lain aja..."kami menghabis kan waktu itu dengan tertawa, cuma aku, dia, dan hujan...O.M.G......segelas teh hangat terlupakan.aku masih perlu belajar memahami si-dia karena perkenalan yang sangat singkat, lalu kami memutuskan untuk menjalin hubungan, yach...itulah yang harus menjadi koreksi buat kami, supaya kami, terus belajar memahami siapa patner kami saat ini, bukan kesendirian lagi, kata penasehat ku yang satu lagi, yach sebut saja [starmon] "jadilah sebuah team, yang selalu ngedukung pasangannya, bukan terus menjatuhkan"bak kapten sepak bola, aku berusaha mengjaknya menjadi satu team, yang dengan kekuatan cinta akan membunuhmu....eh....akan berusaha menggapai impian kami.itulah dia...dan aku...yang menjadi topik hangat saat ini.karena cinta itu...tiba-tiba datang...dan aku g mau cepat pergi...cinta itu...aku dan dia...

Selasa, November 04, 2008

menangis=>masa depan

jumat, 31 Oktober 2008 pukul 12.00
terik matahari yang menyengat kota jogja, semakin membuat penat hati dan suasana yang sejak pagi sebenarnya sudah tak nyaman…
ku ambil motor kaze yang terparkir di depan rumah, lalu ku nyalakan mesinya, yang kemudian ku gas perlahan kendaraan yang satu-satunya menjadi alat transportasi di keluargaku, yang setiap hari setia mengantarkan ku keliling jogja..

penat hati disiang itu, tak merubah laju kendaraan ini, yang setia diangka 60 km/jam. menangis dalam-dalam…menahan penat dan beratnya keadaan ku yang terkadang membuat ku terpaksa menitihkan sepercik air mata…
motor kaze kesayangan keluarga ku berhenti di sebuah kost di daerah taman siswa, yapz…untuk lebih detail bisa hub aku langsung…
hahahaha……

seusai dari kost itu, keadaan ku tak semakin membaik, ataupun tersenyum sedikit saja, untuk menikmati indahnya kehidupan ini, dan bersyukur kepada anugrah Tuhan. Aku malah murung, arah jalan pun jadi tak pasti, hanya satu yang teringat dalam benakku, yaitu sahabat baik ku, starbon…aku rindu “rujak ice cream” yang ada di dekat rumahnya, lalu aku menghubunginya untuk sejenak saja singgah dirumahnya, setidaknya aku ingin melepas penat. dan dia ada dirumah. aku datang dengan membawakan nya 2 bungkus “rujak ice cream” kesukaan kami. setelah beberapa saat berlalu dan rujak kesayangan kami telah habis, aku mulai bercerita tentang kepenatan ku…yang entah magnet apa darinya sehingga begitu nyamannya aku bercerita tentang duka yang sejak pagi membuat hari ini lebih panas dari panasnya kota jogja.

aku ingin seperti itu, menyusun sebuah skenario, yang pemeran utama adalah aku, kakakku dan adikku…dimana Tuhanlah yang menjadi produser, ibu yang menjadi sutradara, dan kami lakon utamanya, yang pastinya ada tetesan air mata ditengah hiruk pikuknya dunia yang menyempitkan langkah, bila kita tak tangguh untuk bersikap…namun akhir dari skenario itu adalah sesuatu yang lebih indah dari pada hari dimana kami lalui dengan tangisan…

aku tahu, aku salah, kesalahan itu aku sadari, aku berharap masih banyak waktu untuk ku memperbaiki kesalahan yang telah aku lakukan untuk asisten sutradara, dialah ayah, tak ada MOU yang kami buat untuk sebuah perbaikan kehidupan, yang terlalu sering ada adalah perselisihan pendapat, untuk memenangkan ego…

aku masih bersyukur sang sutradara terus mendampingi ku dalam proses pelaksanaan karya nya, yang akan buat dia bangga nantinya. dan dia begitu mengerti kekecewaan para aktor yang berperan dalam skenario ciptaan Tuhan ini, karena dialah kami mampu bersabar dalam tangisan yang akan membawa kami pada masa depan yang lebih baik…
aku hargai keberadaan beliau, karena dialah aku juga ada di dunia ini, dan darah dia mengalir dalam tubuhku, beberapa sifatnya pun aku miliki, tak mungkin aku tak mengakui keberadaan nya…

setidaknya, sejenak saja aku ingin terdiam dalam menyikapinya, karena aku mulai lelah…