Minggu, Januari 30, 2011

merajuk keadaan

sore temaram, redupkan senyap malam, seakan hari ini berjalan sangat panjang, letih.... si gadis berujar dalam hati, hendak tak mengeluhkan keadaan yang tak baik. menghela nafas begitu panjangnya, seraya berkata "aku sangat baik hari ini". hanya mampu tersenyum ketika harus ditodong beribu pertanyaan yang akhirnya menyudutkan diri. aku wanita biasa yang sama hal nya dengan wanita lain. tapi mungkin aku malah jauh lebih kuat dibandingkan dengan wanita yang lainnya. sombong ku berkata dengan menegakkan kepala, dan menghirup nafas dalam-dalam.

seperti biasa rutinitas yang tak akan pernah berubah, selain berkegiatan dirumah dan musiknya, si gadis menikmati kesibukannya di cafe, hanya sekedar santai-santai dan menuliskan cerita apa saja yang sedang terjadi padanya akhir-akhir ini. bangun di pagi hari, mulai membuka notebooknya, menulis, mendengarkan deretan musik dalam mp3 player nya, siang hari bersiap ke kampus, ntah hanay sekedar absen untuk kegiatan dikampus, atau langsung bersiap dalam klub musik yang dua tahun terakhir ini dia geluti.

si gadis beranjak dewasa, itu yang disampaikan Bundanya ketika menghubungi gadis ini lewat telpon genggam. semilir sembilu dalam hati ketika Bunda berkata" gadis kecil bunda, telah beranjak dewasa..."
yang teringat waktu itu adalah masa kecilku...
ketika Bunda selalu rajin bangunkan aku di pagi hari, menyiapkan sarapan untuk kesekolah, dan sekarang aku....si gadis kecilnya....


Lupa waktu...

merajuk keadaan, tak sadar sekarang aku membuatmu harus menunggu hingga larut malam, berjaga di depan pintu kamar ku hanya untuk memastikan apa aku sudah berada di balik selimut tebal untuk tidur...

Bunda...
maaf...aku gadis kecilmu...

Kamis, Januari 20, 2011

Pelacur untuk Surgamu....

malam yang baik, tersipu malu aku menyapamu, seakan sudah lama kita tak berbincang tentang diskripsi maupun narasi-narasi cinta, atau hanya sekedar cerita tentang kehidupan yang manis dan cukup menggelitik hati.

halloo kehidupan, baikkah aku dengan menelusup kabut malam, dan bernarasi secukupnya, tentang bagaimana malamku yang menatapnya seraya terengah-engah, bernafas dan mungkin malah sudah setengah mati aku di dalamnya. terlalu kelelahan untuk sekedar berbincang tentang bagaimana perasaan ini terlalu bergejolak, seakan-akan hampir mampus aku dibuatnya. Kau sodorkan secangkir narasi cinta yang kemudian kau taburi dengan bubuk keju yang cukup gurih dirasa oleh lidahku...

Tak hentinya aku menikmati setiap teguk nikmatnya narasi cinta darimu, dan tersadar saat tegukkan itu mulai berada pada titik yang sangat nikmat, itulah kenyamanan, yang kemudian kau berkata inilah pelacur yang paling aku sayang....menangis aku tak henti untuk sejenak marah dan meluapkan ketidak enggananku terhadap sebutan pelacur yang halus perlahan kau desahkan di telingaku. Yang teringat dari ucapanmu “Pelacur-pelacurku…tak seperti dirimu yang mampu tenangkan ku, beri aku kehatangan dan tak lupa luapkan cinta ketika aku keletihan terhadap kembusan angin angin malam yang menyesakkan hela nafasku. Kau jadi selimut di ranjangku yang dingin dan kaku. Kau yang buat ku merasa tak ingin terbangun dari tidur normalnya manusia yang hanya 8 jam saja”. Aku hanya mampu diam dalam pelukanmu yang terlalu erat ketika malam mulai sangat terjaga.

Malam yang baik, lukiskan keadaan bahwa aku salah satu pelacur terbaikmu yang kau dekap erat dan tak henti-hentinya kau sirami ciuman-ciuman lembut dan hangat, saat cerita pendekmu tentang deretan pelacur yang kau sebutkan dan kau jelaskan satu persatu kepadaku secara detail. Aku hanyutkan kesendirianku dalam secangkir coklat panas, sampai seluruh tubuhku terendam didalamnya, dan habis masaku untuk berfikir. Yang teringat, aku mencintai keadaanmu, kebohonganmu, dan kepribadian burukmu.

Sampai pada saat aku tuliskan cerita malam ku denganmu, aku masih tediam dan hanyut akan ketidak mampuan merasionalkan, bahwa aku salah satu pelacur dalam hidupmu, mungkin kan aku menjadi cinta sejati mu meskipun pada awalnya aku seorang pelacur dalam narasimu.


tak ada tanya dalam hati, ketika seorang wanita terlihat begitu tulus nya memberikan cintanya, meski sang lelaki yang ia cintai masih saja menjadi seorang petualang cinta, sampai pada akhirnya nanti lelaki itu akan kembali dengan keadaan yang tertatih meminta pelukan sang wanitanya....

dan wanita itu tak akan menjadi pelacur nya yang terbaik lagi, tapi....

dia lah yang nantinya akan menjadi istri bagi surganya....

Selasa, Januari 18, 2011

haloo hari selasa pagi

Selamat pagi hari selasa…

Masih pagi buta, dan senja pun suam-suam belum terbangun..aku sudah terjaga dalam penantian datang nya sang mentari. Aku berkata “apa yang sedang terjadi padaku, sepertinya ini kesalahan.” Kesalahan yang tak kunjung diperbaiki olehku, sepertinya begitu, bahkan mungkin tangan-tangan malaikat sekalipun tak mampu menarikku untuk terbangun dari tidur lelap si anak manusia yang tak tau apa yang diinginkannya.

Aku mengulagi keadaan terjagaku dengan tulisan tulisan yang dawai akan kasih sayang, tak kunjung serasa setiap perjalanan yang sedang terjadi hanyalah bualan-bualan keadaan yang murka akan kemunafikkan. Akan kah Tuhan pinjami aku bahu untuk mengurai serpihan-serpihan air mata yang sembi sembilu tak terurai karena keraguan.

Inikah takdirku?

Atau ini salah satu kalimat yangmengantarkan tulisan periode kebangkitan suatu umat. Jijiknya aku membaca kebagkitan, tapi aku juga yang harus berurai air mata. Senja temaram tak lagi beri cahaya yang hangat dan keyakinan, bahwa ini bukanlah sekedar mimpi dari keadaan yang terus tak membaik, seperti itu yang aku lihat. Pojok-pojok luka semakin membekas dan semakin basah, seakan-akan ikut menangisi keadaan yang terguyur percikan air-air laut…

Hai…tinggalkan aku. Buat aku tak mengganggapmu ada dalam kehidupanku, sebaliknya kau pun akan begitu kepadaku. Aku tak bisa menjadi rapi serapi apa yang biasanya kau mau dan kau lihat. Aku malah hanya iringan air mata yang dibalut bedak terlalu tebal sehingga aku Nampak sedikit baik dimatamu. Bahkan mungkin kau jadi Nampak sedikit baik dimataku karena perangai mu yang orang menyebutnya kasanova.

Ini seperti detik-detik aku tak mengukirkan lagi tulisan manis dlaam kehidupanmu, sepertinya aku mulai mengukirkan kesedihan dan duka dalam dikripsdikuu,,,

Yap..

Inilah keadaan, yang tak selamanya baik ketika kita inginkan itu baik. Aku sempat berharap perasaan yang cukup lebih dari kedakatan ini, tapi pada akhirnya waktu juga yang menempatkaku pada satu pilihan untuk pergi dan berlalu. Selalu teringat perkataan di hari ulang tahunku dari seorang yang terdekat denganmu, aku tak lain dan tak beda dengan selir-selir yang rajin dengan jadwalnya menemanimu di ranjang dan menjadi selimut bagi malam-malam mu yang terlalu sepi. Itulah tangisku…yang aku kumpulkan dan aku rapikan dalam kotak-kotak ungu kesayanganku dan kemudian aku buang satu persatu dan entah diskripsi macam apa nanti jadinya…

Tuhan yang maha baik, aku pinta satu padamu…

Bisakah aku miliki bahu abadi untukku, untuk temppat ku bersadar abadi ketika aku ingin menuangkan keuh kesahku, dan menukpahkan berjuta air mata…

Sabtu, Januari 15, 2011

sabtu pagi

Selamat pagi hari sabtu…

Januari 2011, tahun yang aku nanti-nanti untuk segera datang dan mengakhiri tahun 2010. Memang ada apa dengan 2010, begitu ingin nya aku mengakhiri tahun itu dan segera masuk ke tahun ini. Mungkin karena tahun itu menjadi tahunpenuh pembelajaran untukku. Tak jarang aku harus tiba-tiba menangis, dan seketika aku harus tertawa, seakan akan tak terjadi apapun waktu itu.

Semua berawal dari seatu perkenalan, mengenal banyak hal yang berbeda dari biasanya. Teman baru, kebiasaan-kebiasaan baru, dan ilmu-ilmu yang baru. Hanya berawal dari pilihan ku untuk ikut sebuah konser dan cerita itu pun tak kunjung berakhir. Subjektifitas yang terjadi dan menjadi makanan empukku setiap hari saat ini.

Setahu aku setiap orang berhak punya teman dan bagaimanapun itu. Kenapa ini terlalu banyak cerita dibalik pertemanan ini.

Senin, Januari 10, 2011

kamu berbeda tapi baikl...

Aku melihat dirimu lagi dan tampak berbeda

Cukup lama aku tak melihat dirimu, ex-soulmate…

Kamu terlihat berbeda, dengan penamilan ala mahasiswa yang mungkin kamu suka penampilan itu, kamu jauh berubah dari pada setahun yang lalu sebelum aku benar-benar kehilanganmu. Kamu yang jail, selalu ingin liat orang bahagia, kamu yang selalu tak bersikap terburu-buru, tapi kadang pelupa, kamu …

Aku hanya mampu mengenang apa yang mampu ku ingat, karena banyak yang ingin aku hapus. Tapi itu terlalu sulit. Kata orang cinta sejati itu, adalah ketika kita tersenyum bahagia saat orang yang kita cintai menemukan kebahagiaannya, weitz…rada konyol menurutku. Mungkin hal itu ngga jadi slogan buat aku. Baiklah…dirimu semakin lama pastilah akan terus berubah, mengikuti apa yang kamu mau, dan itulah yang mungkin selama ini kamu cari “kebebasan…”

Aku hanya mendoakan yang terbaik untukmu semoga kamu bisa mendapatkan kebahagianmu, senyummu, dan keinginanmu buat ngebahagiaain orang lain.

Terlalu berat ketika harus mendiskripsikamu lagi, karena kamu sebagian dari masa lalu ku, yang terangkum rapi, dirak hati ex-soulmate kamu.

Semoga kamu selalu bahagia.