Kamis, Januari 20, 2011

Pelacur untuk Surgamu....

malam yang baik, tersipu malu aku menyapamu, seakan sudah lama kita tak berbincang tentang diskripsi maupun narasi-narasi cinta, atau hanya sekedar cerita tentang kehidupan yang manis dan cukup menggelitik hati.

halloo kehidupan, baikkah aku dengan menelusup kabut malam, dan bernarasi secukupnya, tentang bagaimana malamku yang menatapnya seraya terengah-engah, bernafas dan mungkin malah sudah setengah mati aku di dalamnya. terlalu kelelahan untuk sekedar berbincang tentang bagaimana perasaan ini terlalu bergejolak, seakan-akan hampir mampus aku dibuatnya. Kau sodorkan secangkir narasi cinta yang kemudian kau taburi dengan bubuk keju yang cukup gurih dirasa oleh lidahku...

Tak hentinya aku menikmati setiap teguk nikmatnya narasi cinta darimu, dan tersadar saat tegukkan itu mulai berada pada titik yang sangat nikmat, itulah kenyamanan, yang kemudian kau berkata inilah pelacur yang paling aku sayang....menangis aku tak henti untuk sejenak marah dan meluapkan ketidak enggananku terhadap sebutan pelacur yang halus perlahan kau desahkan di telingaku. Yang teringat dari ucapanmu “Pelacur-pelacurku…tak seperti dirimu yang mampu tenangkan ku, beri aku kehatangan dan tak lupa luapkan cinta ketika aku keletihan terhadap kembusan angin angin malam yang menyesakkan hela nafasku. Kau jadi selimut di ranjangku yang dingin dan kaku. Kau yang buat ku merasa tak ingin terbangun dari tidur normalnya manusia yang hanya 8 jam saja”. Aku hanya mampu diam dalam pelukanmu yang terlalu erat ketika malam mulai sangat terjaga.

Malam yang baik, lukiskan keadaan bahwa aku salah satu pelacur terbaikmu yang kau dekap erat dan tak henti-hentinya kau sirami ciuman-ciuman lembut dan hangat, saat cerita pendekmu tentang deretan pelacur yang kau sebutkan dan kau jelaskan satu persatu kepadaku secara detail. Aku hanyutkan kesendirianku dalam secangkir coklat panas, sampai seluruh tubuhku terendam didalamnya, dan habis masaku untuk berfikir. Yang teringat, aku mencintai keadaanmu, kebohonganmu, dan kepribadian burukmu.

Sampai pada saat aku tuliskan cerita malam ku denganmu, aku masih tediam dan hanyut akan ketidak mampuan merasionalkan, bahwa aku salah satu pelacur dalam hidupmu, mungkin kan aku menjadi cinta sejati mu meskipun pada awalnya aku seorang pelacur dalam narasimu.


tak ada tanya dalam hati, ketika seorang wanita terlihat begitu tulus nya memberikan cintanya, meski sang lelaki yang ia cintai masih saja menjadi seorang petualang cinta, sampai pada akhirnya nanti lelaki itu akan kembali dengan keadaan yang tertatih meminta pelukan sang wanitanya....

dan wanita itu tak akan menjadi pelacur nya yang terbaik lagi, tapi....

dia lah yang nantinya akan menjadi istri bagi surganya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar