Senin, Februari 02, 2015

Tengkuk Sisi

Siang hari, saat matahari terlalu ceria nampak dan bergembira, aku pun mulai memacu motor matic ku di tengah kota, berkeliling tanpa tujuan, dengan niatan sebagai pencari kerja, itu pikirku. Aku langkahkan kaki ku dengan riang, menikmati hari yang berwarna.

Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dimana kakakku baru saja melangkah kepelaminan dan membangun keluarga baru, maka aku mulai sedikit merajuk, melayang pikirku terhadap cita cita dan keinginan, hai aku sedang tak bernyawa, kenapa? Tanyaku dalam hati namun aku tak kembali pada nyawaku, aku melambikan tangan kelangit agar aku selamat, namun yang terjadi aku semakin tak bernyawa dan tak tertolong. Semakin kupacu motor matic ku ditengah kota, namun semakin aku hilang dikeramaian.

Memikirkan tentang masa dengan dan bagaimana aku bisa sampai disini, namun aku tak menemukan apa itu nyaman! Mungkin nyaman namun aku terlalu terobsesi dengan berbagai macam hal, yang kemudian membuatku menjadi tertelungkup tengkuk ku...Berat tengkuk ku dan merasa tak nyaman, namun tengkuk ini tak mampu bersandar, dan tak berharapkan akan sandaran. Hanya dengan mata yang memandang jauh ke senja yang semakin menggelap. 

Layu aku hanyut dalam senja dan membiarkan ini menjadi terdiam, aku lepaskan kegelisaan pada mu Tuhan, aku bebaskan menjadi hal hal yang tak membebaniku, membiarkan pacuan jalanku semakin jauh dan akan berhenti nantinya.


3 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar